Solid Gold Berjangka Makassar – Harga emas mengalami penurunan tajam di tengah kabar positif mengenai kemungkinan gencatan senjata antara Israel dan tetangganya. Pada Selasa, harga emas (XAU/USD) bergerak ke level $2.615 – $2.618 per 10.10 WIB.
Permintaan Safe Haven Menurun
Sikap Hizbullah terhadap upaya gencatan senjata telah mengurangi permintaan terhadap aset safe haven seperti emas. Kabar ini memicu aksi jual yang mendorong harga emas turun lebih dari $35 sebelum kembali menguat. Sementara itu, imbal hasil Treasury AS yang meningkat juga membebani harga logam mulia ini, dengan tingkat acuannya tetap di atas 4%.
Fokus pada Data Ekonomi AS
Trader saat ini mengalihkan perhatian mereka pada data ekonomi AS yang akan rilis minggu ini, termasuk data inflasi, klaim pengangguran, dan Indeks Sentimen Konsumen. Ekspektasi terhadap langkah kebijakan moneter Federal Reserve (Fed) juga turut mengalami penyesuaian. Sebagian besar pejabat Fed menyuarakan langkah bertahap dalam kebijakan suku bunga, meskipun beberapa, seperti Presiden Fed St. Louis, Alberto Musalem, memproyeksikan hanya satu pemotongan suku bunga tambahan di akhir tahun.
Sinyal dari Pasar dan Kebijakan Fed
Indeks Dolar AS (DXY) tetap stabil pada level yang tidak jauh berbeda sejak Agustus 2024. Pasar mengantisipasi bahwa Fed kemungkinan akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan November, dengan probabilitas mencapai 85,3% menurut data CME FedWatch Tool.
Pengaruh Global terhadap Pasar Emas
Bank Rakyat China (PBoC) telah menghentikan pembelian emasnya untuk bulan kelima berturut-turut, dengan cadangan tetap stabil di 72,8 juta troy ounces. Langkah ini turut mempengaruhi pasar global, meskipun risiko geopolitik di Timur Tengah dapat menahan penurunan lebih lanjut pada harga emas.
Seiring dengan perkembangan ini, investor akan tetap waspada terhadap penentu pasar berikutnya, terutama data inflasi AS, yang diharapkan akan memberikan panduan lebih lanjut mengenai arah kebijakan moneter Fed dan pergerakan harga emas di masa mendatang.