Keputusan baru-baru ini oleh Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve, untuk menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin telah memberikan dampak signifikan pada harga emas global. Pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang berlangsung pada 25 hingga 26 Juli 2023, suku bunga acuan dinaikkan ke kisaran 5,25% hingga 5,5%, menandai kenaikan suku bunga yang ke-11 dari 12 pertemuan terakhir.
Menyusul pengumuman ini, harga emas spot melonjak sebesar 0,38%, atau 7,49 poin, mencapai US$1.979,56 per troy ounce pada pukul 09:14 WIB. Selain itu, kontrak emas Comex untuk Desember 2023 naik sebesar 0,41%, atau 8,20 poin, mencapai US$2.017,70 per troy ounce.
Namun, para analis berpendapat bahwa kenaikan suku bunga The Fed tidak langsung mendorong harga emas ke atas. Lukman Leong, seorang analis komoditas, menyatakan bahwa kebijakan The Fed masih belum sepenuhnya akomodatif atau dovish, dan ada kemungkinan suku bunga akan dinaikkan lebih lanjut, meskipun kemungkinan juga akan tetap dipertahankan.
Prediksi tersebut sejalan dengan pernyataan pejabat The Fed, yang telah meninggalkan opsi untuk kenaikan suku bunga lebih lanjut dalam pertemuan September 2023 mendatang atau untuk mempertahankan tingkat suku bunga, tergantung pada data ekonomi yang masuk.
Lukman menekankan bahwa keputusan The Fed mengurangi tekanan pada harga emas sebagai aset, dan ia memperkirakan harga emas akan pulih kembali ke level tinggi sebelumnya yaitu US$1.988 per troy ounce. Ia menjelaskan bahwa pergerakan harga emas akan terus merespons data ekonomi dari Amerika Serikat dari waktu ke waktu.
Sementara investor menanti pengumuman data PDB AS kuartal II/2023 pada malam tanggal 27 Juli dan indeks harga belanja personal (Personal Consumption Expenditure/PCE) pada tanggal 28 Juli 2023, Lukman memprediksi bahwa harga emas untuk minggu berikutnya kemungkinan akan berada dalam kisaran US$1.960 hingga US$2.000 per troy ounce.
Secara keseluruhan, meskipun kenaikan suku bunga The Fed tidak langsung mendorong harga emas naik, kebijakan ini mengurangi tekanan pada pasar emas global, dan pergerakan harga emas tetap sensitif terhadap indikator ekonomi dari AS.